YRV>>ARTIKEL TERPOPULER
- Home »
- Kisah Inspiratif »
- Mendapatkan Sukses Setelah Membakar Kapal
latitu chan
On Selasa, 03 Juli 2012
Mungkin sebagian Remaja tidak tau akan Kisah Inspiratif dari Thariq Bin Ziyad, dan mungkin juga tak tau pula Siapa Thariq Bin Ziyad itu. Oceee....Yuuuk kita simak dulu Kisah Inspiratif ini dulu, Insyaallah Besok akan Saya Post Siapa Thariq Bin Ziyad itu. Let's Cekidot ^_^
Pada
711, 12.000 pasukan Muslim berangkat dari Maghreb dengan kapal-kapal
mereka menuju Semenanjung Iberia. Pada saat itu, belum sekalipun kaum
Muslim pernah berpijak ke tanahnya. Walaupun begitu, ekspedisi harus
dilakukan untuk membebaskan rakyat Andalusia dari kekejaman Raja
Roderick.
Sesampainya di Andalusia, Panglima pimpinan ekspedisi mendengar
bahwa Roderick akan datang menyambutnya dengan pasukan yang jauh lebih
besar dan lebih banyak dari pasukannya. Pasukan Muslim galau, namun
pimpinannya tidak. Pimpinannya malah meminta mereka melakukan hal
ekstrim: Bakar seluruh kapal!
Tatkala ditanyakan kepadanya “Wahai pemimpin, sesungguhnya engkau
mencelakakan kita dengan membakar kapal-kapal yang membawa kita kesini”
Maka pemimpin itu menjawab:
“Sesungguhnya setiap daerah Allah dan bumi Allah adalah kampung halaman kita. Wahai manusia kemanakah kalian akan pergi. Sesungguhnya lautan ada di belakang kalian, dan musuh ada di depan kalian. Dan tidak ada yang tersisa pada kalian, Demi Allah, kecuali kebenaran dan kesabaran.”
Dengan kebenaran dan kesabarannya, panglima itu dapat memimpin
pasukannya meraih kemenangan melawan musuh yang berlipat-lipat jumlah
maupun persenjataannya. Dan akhirnya diingat sebagai salah satu
ekspedisi yang paling sukses, yang membawa Islam ke Andalusia. Namanya
adalah Thariq bin Ziyad.
Thariq bin Ziyad adalah seorang entepreneur sejati. Islamnya
Andalusia adalah buktinya. Apa mental-mental entepreneurship yang kita
dapat pelajari dari beliau?
1. Bakar Kapal Anda
Seringkali kita temukan seorang entepreneur yang tidak berani fokus pada apa yang ia usahakan. Safe player bahasa kerennya, tidak mau mengambil risiko pada satu usaha. Padahal risiko sebanding dengan nilai yang kita dapatkan.
Ada yang mau berbisnis, tapi masih takut untuk meninggalkan
pekerjaan. Sehingga hasil bisnis dan pekerjaannya setengah-setengah dan
tidak maksimal, karena usaha dan waktu yang dicurahkan pun terbagi.
Thariq membakar kapal bukan tanpa sebab. Tetapi agar seluruh kaum
Muslim sadar bahwa pilihannya hanya ada satu; maju, tidak ada pilihan
mundur. There’s no plan B. Akhirnya seluruh daya upaya, baik
pikiran maupun fisik dikerahkan secara maksimal untuk maju dan menang.
Dan itu yang Thariq dapatkan.
Sama seperti kita, mungkin selama ini kegagalan kita diakibatkan
oleh tidak seriusnya kita dalam satu hal. Tidak benar-benar mencurahkan
perhatian kita, karena kita merasa masih memiliki rencana yang lain.
Bila usaha kita belum menampakkan hasil yang maksimal. Saatnya kita
mencoba untuk “membakar kapal”
2. Berjalan dalam kebenaran
Seseorang yang berjalan dalam kebenaran Islam tidak akan pernah
rugi. Thariq sangat memahami hal itu. Ekspedisi ke Andalusia bukanlah
ekspedisi sembarangan. Ia adalah ekspedisi yang dilakukan untuk
meninggikan kalimat Allah. Sehingga Thariq berani meminta mereka
membakar kapal. Karena Thariq memahami bahwa kehidupan ataupun kematian
fii sabilillah adalah dua hal yang sama baiknya.
Dalam bisnis hal yang sama akan kita temukan. Mulai dari niat
membuat suatu bisnis, apakah hanya demi materi semata atau betul-betul
diniatkan ghayatul-ghayah (tujuan dari segala tujuan) adalah
sebagai ibadah. Juga ketika berbisnis, kita dihadapkan pada transaksi
yang haram, riba, pinjaman-pinjaman haram dan segala macam hal yang
membuat kita berpaling dari jalan kebenaran.
Ketika Thariq membakar kapalnya, ini adalah penegasan bahwa mereka
berjalan dalam kebenaran. Dan bisnis pun harus begitu. Bila kita sudah
meyakini bahwa kita “berjalan di jalan kebenaran”, maka ucapkan
basmalah dan “bakarlah kapal”
3. Berjalan dalam kesabaran
Banyak pula pebisnis yang tidak sabar dalam usahanya. Menginginkan
hasilnya segera tampak. Padahal yang terjadi di dunia nyata tidaklah
semacam itu. Bisnis memerlukan kesabaran dan ketelatenan. Karena bisnis
seperti bayi yang kita asuh hingga dewasa, mampu berdiri sendiri tanpa
kita. Tapi harus diingat, agar itu terjadi, maka bayi harus disusui,
diganti popoknya, dikelonin, diobati bila sakit, dan semua bentuk pengurusan yang lain.
Tidak ada bisnis sim salabim abra kadabra, semua bisnis
memerlukan kesabaran. Karena itulah Thariq juga mengucapkan kalimat
“Seandainya kalian mau bersabar dalam kesusahan yang sebentar saja,
maka kalian akan menjalani kenikmatan dalam waktu yang panjang”
Kesimpulannya sudah jelas. Bakalralah kapal, sehingga kita dapat
fokus menjalankan satu bisnis. Dan berjalanlah dalam kebenaran dan
kesabaran. Memang sulit melakukan itu dalam bisnis. Tapi insya Allah
semuanya terbayar ketika bisnis kita tumbuh dan berkah. Saat itu harta
kita bukan hanya sebagai pembela kita di dunia, namun juga sebagai
pembela kita di akhirat.
By : Ustadz Felix Siauw